Penulis: Andi (Guru Matematika SMA Tunas Bangsa Bintan)
Kemajuan suatu bangsa tidak hanya dapat diukur dari pertumbuhan ekonomi semata, melainkan juga dari kemajuan pendidikan dan budaya. Pendidikan dan budaya merupakan kunci penting untuk membangun sebuah bangsa yang maju dan berkembang. Di Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan program Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya dengan tujuan untuk memajukan pendidikan dan budaya di Indonesia.
Program Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya adalah program yang sangat penting dalam membentuk manusia yang kreatif, mandiri, dan inovatif. Program ini juga bertujuan untuk mengubah paradigma pendidikan yang selama ini cenderung otoriter dan bersifat kurikulum sentris. Seperti yang diungkapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, “Merdeka Belajar menciptakan peserta didik yang lebih mandiri, lebih kreatif, dan lebih inovatif dalam memecahkan masalah, sehingga menjadi bagian dari solusi masalah yang dihadapi bangsa.”
Namun, dalam implementasinya, program Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya masih menghadapi beberapa masalah. Salah satu masalah utama adalah minimnya akses ke pendidikan dan budaya yang berkualitas, terutama di daerah-daerah terpencil dan perbatasan. Menurut data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada tahun 2020, terdapat 1.921 sekolah yang masih belum teraliri listrik, 6.970 sekolah yang belum memiliki sambungan air bersih, dan 47.200 sekolah yang belum tersambung ke internet. Selain masalah akses, masalah lainnya adalah minimnya keterlibatan orang tua dalam mendukung pendidikan anak-anak mereka. Menurut survei yang dilakukan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), terdapat sekitar 30% orang tua yang tidak terlibat dalam mengawasi dan mendampingi anak-anak mereka dalam belajar di rumah.
Solusi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan memperluas akses ke pendidikan dan budaya yang berkualitas. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dapat memperluas akses ke pendidikan dan budaya dengan membangun infrastruktur pendidikan dan budaya yang memadai, serta memperluas jangkauan program-program yang sudah ada. Selain itu, pemerintah juga dapat menggandeng pihak swasta dan masyarakat sipil untuk mendukung program-program pendidikan dan budaya.
Selain itu, keterlibatan orang tua dalam mendukung pendidikan anak-anak mereka juga perlu ditingkatkan. Keterlibatan orang tua sangat penting dalam membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat sekitar 50 juta anak usia 7-18 tahun di Indonesia yang masih bersekolah, dan mereka membutuhkan dukungan dari orang tua dalam mencapai prestasi yang lebih baik di bidang pendidikan.Sayangnya, keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak-anak mereka masih tergolong rendah di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kurangnya kesadaran dan pengetahuan orang tua tentang pentingnya mendukung pendidikan anak-anak mereka, kesibukan orang tua dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari, serta kurangnya akses dan informasi terkait dengan program-program pendidikan yang tersedia.
Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dapat melakukan kampanye sosialisasi dan edukasi kepada orang tua tentang pentingnya mendukung pendidikan anak-anak mereka. Kampanye sosialisasi dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti televisi, radio, dan media sosial. Selain itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga dapat mengadakan acara-acara sosialisasi di berbagai daerah, yang dihadiri oleh orang tua dan masyarakat setempat.Selain kampanye sosialisasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga dapat memberikan dukungan dan bantuan kepada orang tua. Misalnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dapat memberikan informasi terkait dengan program-program pendidikan yang tersedia, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Selain itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga dapat memberikan bantuan berupa fasilitas pendidikan, seperti buku-buku pelajaran, alat tulis, dan peralatan komputer.
Selain itu, juga penting untuk memperkuat peran sekolah sebagai pusat pendidikan dan budaya di masyarakat. Sekolah dapat berperan sebagai pusat pendidikan dan budaya dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat, seperti kegiatan sosial, kegiatan seni dan budaya, serta kegiatan olahraga. Dengan demikian, sekolah dapat menjadi pusat kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan budaya di masyarakat.
Di samping itu, kebijakan Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya juga harus diiringi dengan penerapan metode pembelajaran yang efektif dan efisien. Metode pembelajaran yang efektif dan efisien harus mampu membangun karakter peserta didik, meningkatkan kemampuan kognitif dan afektif peserta didik, serta meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah dan berinovasi.
Penerapan metode pembelajaran yang efektif dan efisien juga dapat membantu mengatasi masalah yang terkait dengan minimnya akses ke pendidikan dan budaya. Dengan metode pembelajaran yang efektif dan efisien, peserta didik dapat belajar dengan cara yang lebih mudah dan menyenangkan, bahkan tanpa harus terhubung ke internet.
Melalui program Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah memberikan solusi yang sangat baik untuk memajukan pendidikan dan budaya di Indonesia.
Namun, dalam implementasinya, program ini masih menghadapi beberapa masalah. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya yang lebih intensif dan komprehensif untuk memperkuat dan meningkatkan kebermanfaatan dan praktik baik dari program ini. Dalam hal ini, pemerintah, masyarakat, dan seluruh stakeholder pendidikan dan budaya di Indonesia harus bekerja sama untuk mewujudkan program Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya yang lebih efektif dan efisien. Dengan demikian, kita dapat membangun sebuah bangsa yang maju dan berkembang melalui pendidikan dan budaya yang berkualitas. Sebagaimana yang dikatakan oleh Bung Karno, “Pendidikan adalah pembangunan, pembangunan adalah pendidikan”.
Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya adalah kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi diri secara optimal tanpa adanya batasan-batasan tertentu. Program ini diharapkan dapat membantu menciptakan generasi muda yang lebih berkarakter, berdaya saing, kreatif, inovatif, dan menjaga serta mempertahankan kearifan lokal budaya Indonesia. Namun, dalam implementasinya, program ini dihadapkan pada beberapa kendala.
Masalah yang dihadapi dalam implementasi program Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya di antaranya adalah minimnya dukungan infrastruktur dan sumber daya manusia.
Infrastruktur pendidikan dan kebudayaan di Indonesia masih jauh dari ideal, terutama di daerah-daerah terpencil. Selain itu, kurangnya jumlah dan kualitas sumber daya manusia dalam bidang pendidikan dan kebudayaan menjadi kendala yang harus diatasi agar program ini dapat berjalan dengan baik. Sebab dari masalah tersebut adalah kurangnya anggaran dan investasi dari pemerintah dalam bidang pendidikan dan kebudayaan. Anggaran pendidikan dan kebudayaan di Indonesia masih relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di ASEAN. Hal ini memengaruhi ketersediaan infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia dalam bidang pendidikan dan kebudayaan.
Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah peningkatan investasi dalam bidang pendidikan dan kebudayaan. Pemerintah harus lebih memprioritaskan anggaran pendidikan dan kebudayaan serta meningkatkan kualitas infrastruktur dan sumber daya manusia di bidang tersebut. Selain itu, perlu dilakukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan stakeholder pendidikan dan budaya untuk meningkatkan implementasi program Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya.
Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, juga mengungkapkan bahwa “Dengan Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih bebas dalam mengeksplorasi potensi diri mereka. Hal ini sejalan dengan visi Kementerian untuk menciptakan generasi muda yang berdaya saing, berkarakter, dan kreatif. Namun, untuk mencapai hal ini, kita semua harus bersama-sama menjaga keberlangsungan program ini dan terus melakukan perbaikan dalam pelaksanaannya.” Selain itu, pengamat pendidikan, Masyhuri Abdillah juga menyatakan bahwa “Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya adalah suatu inovasi yang patut diapresiasi. Namun, untuk menjadikan program ini sukses, perlu adanya kolaborasi yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan seluruh stakeholder pendidikan dan kebudayaan. Selain itu, diperlukan pula dukungan infrastruktur dan sumber daya manusia yang memadai.”
Dengan demikian program Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kebudayaan di Indonesia. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, perlu adanya kolaborasi dan dukungan dari semua pihak terkait. Pemerintah harus lebih memprioritaskan anggaran pendidikan dan kebudayaan serta meningkatkan kualitas infrastruktur dan sumber daya manusia di bidang tersebut. Selain itu, masyarakat dan seluruh stakeholder pendidikan dan kebudayaan juga harus terlibat aktif dalam mengawal dan mendukung implementasi program Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya.
Dalam konteks globalisasi dan perkembangan teknologi yang semakin pesat, program Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya menjadi semakin penting untuk menjamin bahwa generasi muda Indonesia siap menghadapi tantangan global dan mempertahankan kearifan lokal budaya Indonesia. Oleh karena itu, implementasi program ini harus terus ditingkatkan agar memberikan manfaat yang maksimal bagi seluruh peserta didik dan masyarakat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Aripin, A., & Saputra, A. A. (2020). Pengaruh Merdeka Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Kebijakan Dan Pengembangan Pendidikan, 8(2), 71-80.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2019). Garis-Garis Besar Program Indonesia Maju. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Makarim, N. (2020). Menristek: Merdeka Belajar Harus Dilakukan Secara Merdeka. Kompas.Diakses pada 10 April 2023, dari https://edukasi.kompas.com/read/2020/01/15/12405171/menristek-merdeka-belajar-harus-dilakukan-secara-merdeka.
Sari, D. P., & Aziz, A. (2020). Dampak Program Merdeka Belajar pada Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Jurnal Pendidikan Bisnis Dan Ekonomi, 2(2), 73-80.
Suprapto, N. (2020). Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar di Indonesia: Analisis Awal. Jurnal Ilmiah Administrasi Publik Dan Pembangunan, 4(1), 1-12.